Kamis, 31 Maret 2011

Tanpa Judul

Aku sedang bosan membuat puisi
entah mengapa,
padahal begitu banyak kata-kata yang berputar-putar dikepalaku.
kadang begitu banyak yang ingin kutuangkan dari isi kepalaku ini
mungkin bila dirangkaikan akan menjadi beribu-ribu kalimat

namun aku sangsi, apa akan menjadi kalimat yang indah atau bermakna...
kadang begitu banyaknya kalimat dan kata yang berbaur melingkar-lingkar
bahkan berulang-ulang seperti terngiang di telinga...
ah....tapi aku tak mampu merangkainya menjadi kalimat yang indah
karena...aku sedang tidak ingin menulis puisi...

saat ini aku tak mampu lagi membuat puisi yang indah
itu karena demikian banyak kata dan kalimat yang bercampur aduk
bahkan kadang terbentuk seperti puzzle yang salah satu atau beberapa bagiannya hilang
sehingga tak bisa terangkai menjadi satu kalimat...
ah....kekasih...bisakah kau saja yang buatkan untukku sebuah puisi?



Bandung, 31 Maret 2011

Jumat, 25 Februari 2011

Why do you love me?

 Kautanyakan padaku "Why do you love me?"
aku hanya tersenyum,
sekali lagi kautanyakan padaku "Why do you love me ?"
aku hanya terdiam,
sesaat kemudian kau raih tanganku,
lalu menatap dalam mataku
dan bertanya "Mengapa kau mencintaiku ?"
dan aku cuma tertunduk diam seribu makna

"Kekasih kau berikan aku rangkaian mawar nan indah,
sedang aku 'tak sengaja selalu menorehkan durinya
sehingga membuatmu berdarah" (katamu...)
"Kekasih selalu kau berikan aku madu yang manis dan lezat,
sedang aku 'tak sengaja selalu memberimu "bisa" sehingga
membuatmu mengharubiru" (katamu...)
 Kekasih, aku sungguh-sungguh ingin tahu
dan kau harus menjawabnya kali ini
jawablah!
jawablah kekasih!
"Why do you love me?"(katamu...)

kekasihku,
aku mencintaimu, karena Sang Pemilik Cinta
tak 'kan kuhiraukan apa kemudian yang kauberikan untukku
meski duri yang teramat dalam yang kau torehkan dihatiku,
ataupun "bisa" yang kau tegukkan padaku,
aku mencintaimu, hanya karena ingin kuraih cinta dari Sang Pemilik Cinta
itulah jawabanku untukmu...

Kamis, 20 Januari 2011

Pelangi yang hilang

tak usahlah kau beri aku seikat mawar, sekotak coklat
atau cincin permata sekalipun !
aku tak membutuhkannya sungguh !
tak ingin aku semua itu
beberapa baris puisi yang sengaja kau tulis untukkupun
terasa tanpa makna


andai saja kau tahu rasa sedihku
andai saja kau  tahu gelisah hatiku 
andai saja kau tahu apa yang ada dalam ruang kosong jiwaku
andai, andai,
ada seribu andai yang selalu memenuhi hasratku
dan itu tak pernah kau tahu 


kekasih, ingin kunikmati semilir angin
rintik-rintik hujan dan pelangi yang kemudian muncul hanya denganmu,

kau dengar kekasih? hanya denganmu
aku hanya ingin kau memberi aku sebagian saja hatimu kekasih 
 (karena ku tak berani meminta seluruh hatimu )
namun ternyata, sebagian hatimu pun tak mampu kau membaginya untukku.










 

Jumat, 10 Desember 2010

Sungguh aku hanya ingin Cinta-Mu

Getar halus merasuki jiwa
kala ku bisikkan nama-Mu
pada malam-malam panjang senyap
adakah keabadian sepiku mampu menggapai cinta-Mu?


aku hanya ingin Cinta-Mu
aku hanya ingin Cinta-Mu
sungguh.... hanya Cinta-Mu


Karena setelah hari-hari panjang yang melelahkan jiwa
ketika dukacita  juga nestapa bertahta dan mengkristal sekian lama
sungguh aku hanya ingin Cinta-Mu hanya Cinta-Mu
hanya Cinta-Mu....

Kamis, 09 Desember 2010

Sajak akhir tahun, untukmu

Duabelas purnama terlewati,
kala kusambut benang-benang kasih yang kau tawarkan,
kini kau telah mampu menepiskan secawan anggur kebimbangan,
yang telah sekian lama mengendap di dasar kalbu




  Kekasih, kemudian kusulam benang-benang itu di sehelai kain putih
  yang kuberi renda-renda putih disetiap sisinya,
  sekian lama kusiapkan sulaman indah ini,
  dengan segenap kasihku, segenap kalbuku, segenap rasaku
  yang kualirkan lewat benang-benang perak yang sedikit demi sedikit
  kubentuk menyerupai mimpi-mimpi indahku
  saat purnama-purnama yang terlewati




Namun kekasih,
ternyata ada satu-dua, yang ingin mengambil sulamanku,
ada satu-dua yang mengharap sesobek saja renda putihnya
("untuk satu kenangan" katanya)
dan bahkan diam-diam ada yang ingin merebut
sulaman indahku, 
dari dekapanku




   Namun kekasih,
   tak mau aku membagi sulaman indahku
   menjadi potongan-potongan kecil....
   apalagi menjadikannya perca !




Tidak kekasih, 
aku hanya akan menghantarkannya
dan memberikannya utuh untukmu.
Kekasih,
sanggupkah kau menjaga sulaman indahku selamanya?
(tapi... lebih baik kita menjaganya berdua saja).








Bandung,
Akhir Desember 1994

Rabu, 08 Desember 2010

Y A N I

Yang hilang tak mungkin kembali
   walau gelap selimuti durja
   mengubur suka rasuki hampa

Aral tak harap janji
   lintasi sepi
   sebatas angan

Napaki sepintas semu
   dalam ketidakpastian
    berharap secercah dian

Ingkar tembusi nyata
  lewat rindu
 temui do'a

Minggu, 05 Desember 2010

Apa khabar Jiwa yang Gelisah ?



Apa kabar hidup?
ah...ternyata semuanya masih tetap terlihat kelam, tak ada merah, jingga, kuning,
hijau, biru, ataupun ungu
sering aku lupa bahwa dunia ini begitu banyak warna
bukan abu-abu saja
juga bukan hitam saja

Apa kabar pagi?
tetap saja seperti sekian ribu pagi yang telah kulalui disini
dingin, berkabut, dan senyap
Sungguh! kehilanganmu membawaku pada kesunyian
menerbangkan mimpi-mimpiku melewati batas lazuardi
lalu menghempaskan jiwaku dalam keabadian sunyi...

Apa kabar jiwa yang gelisah?
mengapa tetap saja tak bisa menepis duka
yang sekian lama mengendap didasar jiwa
melukis lubang hati yang
menganga semakin dalam

Apa kabar hidup?
entahlah!
begitu sulit kumaknai...





Bandung 2009