Kamis, 09 Desember 2010

Sajak akhir tahun, untukmu

Duabelas purnama terlewati,
kala kusambut benang-benang kasih yang kau tawarkan,
kini kau telah mampu menepiskan secawan anggur kebimbangan,
yang telah sekian lama mengendap di dasar kalbu




  Kekasih, kemudian kusulam benang-benang itu di sehelai kain putih
  yang kuberi renda-renda putih disetiap sisinya,
  sekian lama kusiapkan sulaman indah ini,
  dengan segenap kasihku, segenap kalbuku, segenap rasaku
  yang kualirkan lewat benang-benang perak yang sedikit demi sedikit
  kubentuk menyerupai mimpi-mimpi indahku
  saat purnama-purnama yang terlewati




Namun kekasih,
ternyata ada satu-dua, yang ingin mengambil sulamanku,
ada satu-dua yang mengharap sesobek saja renda putihnya
("untuk satu kenangan" katanya)
dan bahkan diam-diam ada yang ingin merebut
sulaman indahku, 
dari dekapanku




   Namun kekasih,
   tak mau aku membagi sulaman indahku
   menjadi potongan-potongan kecil....
   apalagi menjadikannya perca !




Tidak kekasih, 
aku hanya akan menghantarkannya
dan memberikannya utuh untukmu.
Kekasih,
sanggupkah kau menjaga sulaman indahku selamanya?
(tapi... lebih baik kita menjaganya berdua saja).








Bandung,
Akhir Desember 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar